1.
Paragraf Deskripsi
Menggambarkan sesuatu (objek)
secara terperinci atau mendetil sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat,
mendengar, dan merasakannya sendiri. Paragraf deskripsi mempunyai ciri-ciri
yang khas, yaitu bertujuan untuk melukiskan suatu objek. Paragraf ini berisi
gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Paragraf deskripsi selalu
berusaha melukiskan dan mengmukakan sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan
keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain. Misalnya, suasana kampung yang
begitu damai, tenteram, dan saling menolong, dapat dilukiskan dalam karangan
deskripsi. Juga suasana hiruk pikuk ketika terjadi kebakaran, dapat pula
disajikan dalam bentuk deskripsi
2.
Paragraf Narasi
Menceritakan atau mengisahkan
suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami
sendiri peristiwa itu. Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan satu
atau beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya peristiwa-peristiwa
tersebut. Kalimat-kalimat dalam paragraf narasi yang berisi rangkaian kejadian
atau peristiwa biasanya disusun menurut urutan waktu (kronologis).
Isi paragraf narasi
boleh tentang fakta yang benar-benar terjadi, boleh pula tentang sesuatu yang
khayali. Otobiografi atau biografi seorang tokoh terkenal biasanya ditulis
dalam bentuk narasi, dan isi karangan itu memang benar-benar nyata atau
berdasar fakta sejarah yang tidak dibuat-buat. Tetapi cerpen, novel, hikayat,
drama, dongeng, dan lain-lain seringkali hanyalah hasil kreasi daya khayal
seorang pengarang, yang sebenarnya cerita itu sendiri tak pernah terjadi.
Hal-hal yang berkaitan dengan narasi :
–
Berbentuk cerita atau kisahan
–
Menonjolkan pelaku
–
Menurut perkembangan dari waktu ke waktu
–
Disusun secara sistematis
3. Paragraf Argumentasi
Mengungkapkan ide, gagasan,
atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta. Karangan ini bertujuan
membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai
alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya
dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai
penyokong opini tersebut.
Paragraf argumentasi atau
persuasi merupakan jenis karangan yang paling sukar bila dibandingkan dengan
tiga jenis yang telah diuraikan di muka. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa
jenis karangan argumentasi ini lebih penting dan lebih berharga daripada jenis
karangan narasi, deskripsi, atau eksposisi. Karangan argumentasi lebih sukar
karena pada jenis karangan ini pengarang wajib mengemukakan argumentasi
(alasan), bukti atau contoh yang dapat meyakinkan, sehingga terpengaruh dan
membenarkan gagasan, pendapat, sikap, dan keyakinannya. Untuk meyakinkan orang
lain agar terpengaruh dan kemudian bertindak seperti yang diinginkan, tentu ada
persyaratannya.
Pengarang harus berpikir secara
kritis dan logis. Dia harus terbuka menerima pendapat orang lain, lalu
menganalisis dan mempertimbangkannya secara baik dan rasional. Agar apat
mengajukan argumentasi, pengarang sudah pasti harus memiliki pengetahuan dan
pandangan yang cukup luas tentang hal yang diperbincangkan.
Kelogisan berpikir,
keterbukaan sikap dan keluasan pandangan terhadap masalah yang diperbincangkan
, akan banyak sekali peranannya untuk mempengaruhi orang lain. Maka ini semua
merupakan persyaratan yang diperlukan untuk membikin karangan
argumentasi.itulah sebabnya, tadi dikatakan karangan argumentasi atau persuasi
itu lebih sukar. Kecuali lebih sukar, karangan argumentasi juga lebih beresiko
karena karangan ini berpendapat dan berusaha meyakinkan orang lain, maka sangat
boleh jadi pengarangnya berbeda atau bahkan berlawanan pendapat dengan pembaca.
Sementara itu, jenis karangan
narasi, deskripsi, atau eksposisi, resiko yang dihadapi dihadapi pengarang
biasanya relatif lebih kecil.
4. Paragraf Persuasi
Paragraf yang bertujuan untuk
meyakinkan dan membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki
penulis. Karangan yang berisi ajakan kepada pembaca dengan menyampaikan alasan,
contoh, dan bukti yang meyakinkan sehingga pembaca membenarkannya dan bersedia
melaksanakan ajakan hal-hal yang baik demi kepentingan masyarakat banyak.
Ciri-ciri persuasi :
- Harus menimbulkan kepercayaan pendengar/pembacanya.
- Bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
- Harus menciptakan persesuaian melalui kepercayaan antara. pembicara/penulis dan yang diajak berbicara/pembaca.
- Harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan tercapai.
- Harus ada fakta dan data secukupnya.
Contohnya :
-
Karangan Deskripsi
Rumah
Siang itu aku sedang duduk santai di sofa empuk
di dalam rumah milikku yang baru saja selesai dibersihkan. Rumah ini adalah
impianku sejak aku sekolah dulu. Sekarang aku memandang puas pada hasil kerja
kerasku mengumpulkan uang selama ini. Aku bisa mendirikan sebuah rumah di kota
kelahiranku. Rumah ini cukup luas, beberapa perabotan rumah tangga berjejer
rapi dengan penataan cantik yang aku kerjakan sendiri. Pandangan saya tertuju
pada rak buku di pojok ruangan yang berisi novel-novel. Ku ambil satu novel
yang berjudul “Ketika Cintaku Hanya Tertuju Padamu” novel yang menjadi salah
satu favoritku. Setelah ku pandangi aku tersenyum dan mengembalikannya ke
tempat semula. Novel ini adalah novel pertama yang kubeli saat aku sekolah
dulu. Aku memandang lagi secara keseluruhan sekeliling rumah ini.
-
Karangan Narasi
Putri Natasha dan Putri Andine
Suatu hari disebuah kerajaan besar lahirlah
seorang putri cantik yang bernama Putri Natasha. Wajahnya sangat cantik dan
lucu. Putri Natasha lahir dari pasangan Raja Anthum dan Ratu Aurora. Semua
orang sangat bahagia saat kelahiran Putri yang telah ditunggu-tunggu itu. Tepat
dihari kelahiran Putri Natasha, didepan pintu gerbang istana terdapat seorang
bayi kecil yang tergeletak tak berdaya. Akhirnya karena pihak istana tak tega
untuk menyingkirkannya, bayi tersebut kemudian diasuh oleh pihak istana dan
diberi nama Putri Andine. Dua tahun telah berlalu, Putri Natasha dan Putri
Andine telah berubah menjadi putri-putri yang lucu, mereka telah menjadi
seperti saudara kandung sendidri. Raja dan ratu pun senang melihatkeakraban mereka,
meskipun mereka belum memberitahukan bahwa Putri Andine bukanlah anak kandung
mereka. Saat menginjak usia 12 tahun, Putri Natasha terlihat lebih cantik
daripada Putri Andine. Dan juga Putri Natasha lebih mirip Ratu Aurora. Putri
Andine yang ketika itu menyadari bahwa Putri Natasha lebih cantik darinya dan
lebih mirip kepada sang Ratu, mempunyai niat tak baik kepada Putri Natasha.
Suatu hari Putri Andine yang telah beniat jahat kepada Putri Natasha mencoba
membuat wajah Putri Natasha menjadi buruk rupa dengan menyiramkan air panaas
kepada Putri Natasha. Namun sebelum sempat ia mencoba melakukannyaa, niat
jahatnyaa telah diketahui oleh Ratu Aurora.Akhirnya sang Ratu menceritakan
mengapa ia tak mirip dengan Ratu Aurora. Putri Andine akhirnyamenyadari dan kembali
menjadi baik kepada Putri Natasha. Dan sekarang mereka menjadi putri-putri yang
paling dikagumi dinegeri tersebut.
-
Karangan Argumentasi
Kesuburan Tanah
Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat
mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama tanaman dalam proses
menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib
diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya.
Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan menjaga kesuburannya dapat kita
peroleh pada hutan yang belum digarap petani. Kesuburan tanah sangat
berpengaruh terhadap kesuburan tanamanbagi para petani. Tak hanya baik bagi
kesuburan tanah tapi juga akan memperbaiki kualitas dari tanaman sehingga akan
mampu menghasilkan niali rupiah yang baik bagi petani.
-
Karangan Persuasi
Sistem Pendidikan Indonesia
Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan
sekarang ini masih belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari
keterampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat
terendah di Asia Timur setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong.
Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas VI untuk
mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun
semakin menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi
bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu
kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi
semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis. Oleh
karena itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang. Tidak hanya
dari pemerintah sebagai penyedia sumber pendidikan, namun yang lebih penting
adalah kesadaran dari berbagai pihak. Termasuk anak itu sendiri. Hal tersebut
dapat memperbaiki sistem pendidikan nasional.